Rabu, 28 Mei 2014

Tulisan TOU2 minggu ke 3

Nama: Muhammad Roham Al-Halim
NPM: 15112090
Kelas: 2KA19
Fakultas dan Jurusan:
Ilmu Teknologi dan Sistem Informasi
Dosen dan Mata Kuliah:
Ardi Prawiro, Teori Organisasi Umum 2

Heroes and Villains: Lu Bu


Lu Bu - The Flying General

"Lu Bu adalah seorang Jenderal Militer dan Panglima Perang yang terkenal di penghujung Dinasti Han dalam periode sejarah Cina. Menurut catatan Tiga Negara, Lu Bu mahir dalam mengendarai kuda dan menggunakan panah, sehingga dia dijuluki "Flying General" (Jenderal Terbang). Dilukiskan sebagai orang yang tampan dan pejuang hebat yang mengenakan hiasan kepala berupa ekor burung Merak dan memegang ji (tombak Cina), yang dikenal dengan nama "Sky Piercer". Lu Bu memiliki seekor kuda kesayangan yang dijuluki Red Hare. Dalam sejarah, dia diakui sebagai prajurit tunggal terkuat di daratan Cina."


Lu Bu adalah kesatria yang tak terkalahkan dalam pertempuran, terutama dalam pertarungan satu-lawan-satu. Namun disamping semua hal itu, Lu Bu merupakan penghianat paling kejam dalam sejarah. Dia tega membunuh dua kaisar yang merupakan ayah angkatnya. Dia terkenal telah menjalin hubungan dengan wanita bernama Diao Chan, yang selanjutnya membuatnya berhianat dan membunuh Dong Zhuo karena cemburu. Menurut kisah Romance of Three Kingdoms, Lu Bu dilukiskan sebagai kesatria yang bengis dan egois tanpa memiliki loyalitas dan simpati.


Sejarah Lu Bu

Dong Zhuo
Lu Bu atau yang memiliki nama asli Fengxian adalah penduduk lokal Jiuyuan County, Wuyuan. Dia mengawali karirnya sebagai kepala sekretaris di bawah pemerintahan Ding Yuan, Provinsi Bing. Pada tahun 189, Ding Yuan yang juga sebagai ayah angkat Lu Bu, memimpin pasukannya ke ibukota Luoyang untuk membantu Kepala Jenderal, He Jin, dalam membasmi Ten Attendants. Namun He Jin terbunuh dan Luoyang menjadi kacau karena pendukung He Jin dan Ten Attendants berselisih. Dong Zhuo, seorang panglima perang dari Provinsi Liang yang sebelumnya telah dipanggil ke Luoyang oleh He Jin, berhasil mengambil alih pasukan Luoyang dan meningkatkan kekuatan. Demi memperkuat kekuasaan, Dong Zhuo memecat Kaisar Shao yang akan digantikan olehKaisar Xian. Namun Lu Bu menolaknya atas perintah dari ayahnya. Melihat hal tersebut, Li Su, penasihat Dong Zhuo menyarankan untuk memberikan hadiah kepada Lu Bu berupa Red Hare, sutera dan emas. Lu Bu sangat senang dan tidak dapat menolaknya. Lu Bu menghianati Ding Yuan, memotong kepala Ding dan mempersembahkan kepada Dong Zhuo sebagai tanda kesetiaan. Ketertarikan Dong Zhuo dalam merebut kekuasaan, terlihat jelas dalam pemerintahannya yang kejam. Demi keamanannya, Dong Zhuo mengangkat Lu Bu sebagai pengawal kepercayaannya.

Diao Chan
Dalam melampiaskan kemarahaannya, Dong Zhuo melemparkan sebuah tombak ke arah Lu Bu demi menghilangkan stres. Dengan mudah dihindari oleh Lu Bu, namun dia memendam kekesalan karena hal itu. Setelah itu Lu Bu mendapatkan izin untuk keluar-masuk ke kediaman Dong Zhuo dan jatuh cinta kepada seorang pelayan Dong Zhuo yang bernama Diao Chan. Pada tahun 192, Wang Yun memerintah Diao Chan untuk menyuruh Lu Bu membunuh Dong Zhuo. Pada suatu pagi, Lu Bu membawa selusin prajurit yang dia percaya, termasuk Kapten Kavaleri, Li Su. Mereka menemui Dong Zhuo di pintu gerbang kediaman dan Li Su menusuk Dong Zhuo. Dong Zhuo menangis dan meminta pertolongan dari Lu Bu. Bagaimanapun juga Lu Bu hanya mengatakan,"ini adalah perintah kerajaan". Kemudian Lu Bu menghunuskan pukulan terakhir dan menewaskan Dong Zhuo.

Wang Yun
Setelah kematian Dong Zhuo, pemerintahan pusat dikuasai oleh Wang Yun yang menolak permohonan pengampunan kepada para pengikut Dong Zhuo. Diliputi sisa-sisa ketakutan akan Dong Zhuo, Wang Yun memerintahkan Li Jue dan Guo Si menyerang Chang'an. Dalam sepuluh hari, Chang'an jatuh ke tangan Li Jue dan Guo Si, dan Lu Bu terpaksa melarikan diri karena kekalahannya. Pemerintahan jatuh ke tangan pengikut Dong Zhuo sekali lagi. Kemudian Lu Bu pergi kepada panglima perang Yuan Shu dan meminta untuk bergabung. Tetapi Yuan menolaknya karena takut akan menghalangi langkahnya. Lalu Lu Bu pergi ke utara untuk bergabung dengan Yuan Shao dan membantunya mengalahkan bandit yang dipimpin oleh Zhang YanSeiring bertumbuhnya kekuatan Lu Bu, Yuan Shao mulai melihat bahwa Lu Bu akan menjadi ancaman yang potensial. Lu Bu menyadari akan hal itu sehingga dia pergi meninggalkan Yuan Shao yang telah mengirimkan assasin untuk membunuhnya.

Cao Cao
Pada tahun 194, ketika Cao Cao sedang pergi dari persaingan terhadap Tao Xian di Provinsi Xu, bawahannya yang bernama Zhang Miao dan Chen Gong memberontak dan membiarkan pasukan Lu Bu mengambil alih Provinsi Yan. Gao Shun dan Cheng Lian membantu Lu Bu untuk mengalahkan dan mengusir pasukan Cao Cao. Ketika Cao Cao mendengar bahwa Provinsi Yan telah jatuh ke tangan Lu Bu, dia kembali dan mengepung Lu Bu di Puyang. Setelah lebih dari 100 hari mengalami kebuntuan, wabah kelaparan memaksa pasukan Lu Bu meninggalkan kota.


Setelah meninggalkan Puyang, Lu Bu pergi ke Provinsi Xu untuk mencari tempat perlindungan dibawah pemerintahan gubernur baru, Liu Bei. Pada 196, Lu Bu berbalik melawan Liu Bei dan merampas kota Xiapi. Secara otomatis mengambil pemerintahan Provinsi Xu, memaksa Liu Bei untuk pindah ke kota terdekat, Xiaopei. Pada tahun yang sama, Yuan Shu mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Ji Ling untuk menyerang Liu Bei. 


Seiring ketakutan Lu Bu terhadap serangan Yuan Shu akan kehilangan kota Xiaopei, Lu Bu membangun sebuah perkemahan di selatan Xiaopei dan mengundang Liu Bei dan Ji Ling untuk bertemu dengannya. Lu Bu menghimbau kedua pihak untuk berdamai dan meminta janji untuk menyerahkan pasukan mereka kepadanya jika dia berhasil mengenai lidah tombak yang diletakkan di gerbang dengan anak panahnya. Dari kejauhan, Lu Bu menembakkan anak panahnya dan berhasil mengenai lidah tombak tersebut. Liu Bei dan Yuan Shu menepati janji mereka dan pulang kembali.


Untuk menghadapi kekuatan Cao Cao yang semakin bertambah, Yuan Shu menawarkan untuk membentuk sebuah sekutu dengan Lu Bu. Lu Bu menyutujuinya namun menyesal setelahnya. Dia mengirimkan orang untuk menjemput putrinya yang sedang dalam perjalanan untuk menikah dengan putra Yuan Shu. Lu Bu juga memenjarakan orang suruhan Yuan Shu dan mengirimkannya kepada Cao Cao sebagai cenderamata pertemanan.


Pada tahun 198, Lu Bu kembali bersekutu dengan Yuan Shu dan menyerang Liu Bei di Xiaopei. Lu Bu dan Cao Cao sering terlibat perang namun seimbang. Kemudian Liu Bei pergi untuk bergabung dengan Cao Cao dan kemudian kembali untuk menyerang Provinsi Xu. Setelah tiga bulan pengepungan, moral pasukan Lu Bu mulai runtuh. Banyak sekali pasukan Lu Bu yang akhirnya berpindah ke sisi Cao Cao. Ketika Lu Bu sedang tidur, beberapa bawahannya berhianat dan mengikat Lu Bu di pintu gerbang kota Xiapi. Kemudian Lu Bu dibawa ke hadapan Cao Cao dan meminta ampun bahwa dia akan bersumpah setia kepada Cao Cao. Cao Cao sangat tergiur mengingat kehebatan Lu Bu dalam pertempuran. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao tentang masa lalu Lu Bu ketika dia menghabisi kedua ayah tirinya. Akhirnya Cao Cao memutuskan untuk mengeksekusi Lu Bu dengan hukuman gantung.

Kematian Lu Bu 

Cao Cao berhasil merebut Xia Pi berkat bantuan dari Jendral-jendral Lu Bu yang memberontak. Kini Cao Cao masuk ke Xia Pi dengan Lu Bu sekarang sudah menjadi tawanan.
Cao Cao dan Liu Bei duduk berdampingan di menara gerbang putih. Guan Yu dan Zhang Fei berada dibelakang Liu bei berdiri seperti biasa. Para tawanan dibawa kehadapan mereka. Lu Bu tampak seperti orang yang patut dikasihani. Walaupun dia orang yang tinggi dia terikat penuh dan dikakinya diberikan bola besi sebagai pemberat.
Ikatan ini terlalu kencang Teriak Lu Bu, "Aku harap kau melonggarkannya sedikit !"
Jika Mengikat harimau, maka haruslah mengikatnya dengan Kencang Jika tidak dia maka Dia lepas. , Jawab Cao Cao.
Melihat Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu berdiri disana dan tersenyum karena keberhasilan mereka. Lu Bu berkata, "Aku memperlakukan kalian dengan baik. Kenapa kalian mengkhianatiku ?"
Kata Song Xian, "kau hanya mendengarkan kata-kata dari wanitamu tetapi menolak nasehat dari jendral-jendralmu. Apakah hal itu tidak dapat dijadikan alasan?"
Lu Bu terdiam kemudian Gao Shun dibawa maju.
Apa yang mau kau katakan ? Tanya Cao Cao.
Gao Shun tidak berkata apa-apa dan Dia kemudian diperintahkan oleh Cao Cao untuk dibawa keluar untuk dipenggal.
Kemudia Chen Gong dibawa masuk.
Aku harap kau tetap baik-baik saja sejak terakhir kali kita bertemu, Chen Gong ? Kata Cao Cao.
Kau terlalu kejam dan oleh karena itu aku meninggalkanmu. Jawab Chen Gong.
Kau bilang aku kejam tapi mengapa kau melayani Lu Bu ? Tanya Cao Cao.
Walaupun dia bodoh, tetapi dia tidak dapat dibandingkan denganmu dalam hal kelicikan dan kekejaman. Jawab Chen Gong.
Kau bilang kau adalah orang yang bijak dan pintar, tetapi lihatlah dirimu sekarang ? Kata Cao Cao.
Sambil Melihat Lu Bu, Chen Gong berkata,"Jika saja orang ini mengikuti nasehatku maka dia tidak akan tertawan sekarang ini."
Apa yang kau pikirkan tentang hal itu hari ini ? Kata Cao Cao.
Hanya ada kematian bagiku hari ini dan itu adalah akhir bagiku ! Kata Chen Gong tanpa bergeming.
Mungkin baik bagimu, Tetapi bagaimana dengan ibu, istri dan anak-anakmu ? tanya Cao Cao.
"Pepatah mengatakan, yang berkuasa dan mengerti mengenai bakti anak kepada orang tua tidak akan menyakiti keluarga seseorang. Seseorang yang menunjukan kasih sayang tidak akan menghancurkan makan orang lain. Ibu dan istriku serta anakku sekarang berada ditanganmu. Tetapi karena aku tawananmu, aku harap kau segera membunuhku secepatnya dan tidak berusaha mempengaruhi perasaanku." jawab Chen Gong.
Hati Cao Cao masih ingin mengampuni, tetapi Chen Gong bebalik dan berjalan. Chen Gong tidak menghiraukan orang-orang disana yang memohon dia untuk berbalik dan meminta ampun pada Cao Cao. Cao Cao berdiri dari tempatnya dan berjalan bersama chen gong, air mata keluar dari matanya. Chen Gong tidak mau melihatnya.
Lalu kepada pengawalnya Cao Cao berkata, "Ibu dan keluarga dari Chen Gong harus dipindahkan ke Xu Chang segera. Dan penundaan akan segera dihukum dengan hukum militer, bila mereka terluka, keluarga kalian juga akan dihukum !!!"
Chen Gong mendengar kata-kata itu tetapi tidak mengucapkan suatu patah katapun. Dia memejamkan mata dan menyediakan lehernya untuk dipenggal. Air mata keluar dari mata semua orang yang menyaksikan kejadian itu. Cao Cao yang tidak tega tetapi harus tetap menjalankan aturan juga membalikan badannya ketika dia melemparkan sebilah kayu tanda hukuman dilaksanakan. Algojo kemudian melayangkan golok besarnya dan seketika itu juga kepala dan badan Chen Gong terpisah. Mayatnya di masukan dalam peti yang diperuntukan untuk menteri negara dan dia dimakamkan di Xu Chang dalam prosesi kerajaan.
Ketika Cao Cao telah kembali ketempatnya, Lu Bu berkata, "Seluruh masalahmu adalah aku, tuan, sekarang aku ingin menjadi pengikutmu, Kau memimpin dan aku akan membantumu, bersama kita dapat menguasai dunia."
Cao Cao menjadi ragu untuk menghukum mati Lu Bu.
Apa pendapatmu ? Tanya Cao Cao pada Liu Bei.
Apakah kau telah lupa apa yg terjadi pada Dong Zhuo dan Ding Yuan ? jawab Liu Bei.
Jangan dengarkan orang ini, Tuanku, Dia mencoba menghasut ! Kata Lu BU dengan melihat pada Liu Bei.
Pengawal!!! Bawa dia dan jerat lehernya sampai mati! setelah mati gantung dia digerbang utama untuk dipamerkan kepada semua orang. Perintah Cao Cao.
Ketika Lu Bu dibawa keluar, Lu Bu menoleh lagi kepada Liu Bei, "Kau, Liu Bei, apakah kau telah lupa jasa-jasaku yang telah kulakukan untukmu di perjamuan panahan pada waktu itu, ketika panahku mengenai sasaran dan menyelamatkan nyawamu ?"
Lalu tiba-tiba ada yang berteriak, "Lu Bu kau bodoh dan pengecut ! Mati adalah mati mengapa kau takut mati dan menangis serta meraung-raung seperti anak kecil saja !!!"
Semua orang itu melihat, ternyata Zhang Liao lah yang berteriak seperti itu, dia sedang dibawa masuk oleh tentara untuk menemui Cao Cao. Cao Cao kemudian memerintahkan eksekusi Lu Bu.
Karena badannya yang besar dan tinggi serta kekuatannya, maka para prajurit tidak dapat mencekiknya ataupun mengantungnya dengan cara yang biasa. Dibutuhkan 7 orang yang menjerat leher Lu Bu dan membutuhkan waktu 1 jam sampai akhirnya Lu Bu mati kehabisan napas dan berhenti aliran darahnya. Tubuhnya kemudian digantungkan di gerbang kota dan disana burung-burung memakan bangkainya.
Sekarang Giliran Zhang Liao yang dibawa menemui Cao Cao.
Menunjuknya dari atas Cao Cao berkata, "Aku seperti mengenal wajahnya."
Zhang Liao menjawab, "Kau tidak mungkin melupakanku, Kau melihatku di Pu Yang" Kata Zhang Liao, "Tetapi sayang ..... "
Tetapi sayang untuk apa ? Tanya Cao Cao
Api waktu itu tidak cukup besar untuk membakarmu, karena kau seorang pemberontak. jawab Zhang Liao.
Cao Cao lalu menjadi marah
Berani sekali kau menghinaku!!! Teriak Cao Cao dan Cao Cao kemudian mengeluarkan pedangnya untuk membunuh Zhang Liao.
Zhang Liao tidak bergeming, dia hanya menutup mata dan menyerahkan lehernya untuk ditebas. Lalu seseorang dibelakang Cao Cao memegang tangan Cao Cao dan didepannya berlutut seseorang dan berkata, "Perdana menteri, aku mohon padamu untuk menahan tanganmu !"
Liu Bei Memegang Tangan Cao Cao yang marah dan akan segera membunuh Zhang Liao dan Guan Yu berlutut dihadapan Cao Cao.
Seorang yang memiliki keberanian seperti dia harus diampuni Kata Liu Bei.
Guan Yu berkata, "Aku sangat mengetahui dia bahwa dia adalah orang yang setia dan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Aku akan menjaminnya dengan nyawaku sendiri !"
Cao Cao lalu menyingkirkan pedangnya dan tersenyum.
Aku juga mengetahui Zhang Liao sebagai orang yang setia dan baik. Aku hanya mencobainya saja. , jawab Cao Cao.
Cao Cao melepaskan ikatan Zhang Liao dengan tangannya sendiri, dan memberikannya baju ganti serta mempersilahkannya duduk dikursi kehormatan. Perlakuan yang baik ini sangat menyentuh Hati Zhang Liao. Dia lalu segera bersujud dan menyerahkan dirinya. Dia lalu diangkat menjadi Imperial Commander.
Setelah semua Jendral Lu Bu diberikan hukuman ataupun pengampunan, Nasib Keluarga Lu Bu akhirnya di tentukan. Mereka semua segera dikirim ke ibu kota dan lalu mereka dijadikan sebagai rakyat biasa.
Cao Cao kemudian memberikan imbalan kepada seluruh pasukan dalam bentuk sebuah perayaan. Kemah-kemah segera dibongkar dan pasukan kemudian dipindahkan kembali ke Xu Chang. Ketika mereka melewati Xu Zhou, penduduk berbaris disepanjang jalan dan mereka memberi hormat pada pasukan pemenang itu. Mereka juga memohon pada Cao Cao agar Liu Bei diangkat menjadi pelindung daerah mereka.
Cao Cao berkata, "Liu Bei telah melakukan jasa besar. Kalian harus menunggu sampai dia diberikan penugasan resmi. Setelah itu dia akan dikirim kembali ke daerah ini."
Penduduk bersujud sampai ketanah unutk menyatakan terima kasih mereka. Che Zhou, Jendral pasukan berkuda Cao Cao untuk sementara diperintahkan untuk menjaga daerah Xu Zhou.
Setelah pasukan tiba di Xu Chang, imbalan diberikan kepada setiap pejabat dan jendral yang telah berjasa. Liu Bei tetap berada di ibu kota dan tinggal di istana perdana menteri.
Keesokan harinya diadakan sidang di istana. Dalam sidang tersebut Cao Cao kemudian mengumumkan jasa-jasa Liu Bei yang akhirnya bertemu dengan kaisar Xian. Liu Bei bersujud ketika menghadap kaisar, Kaisar memanggilnya ke dalam aula utama dan bertanya mengenai asal usulnya.
Akhirnya setelah itu, Kaisar mengetahui bahwa Liu Bei adalah masih keturunan Kaisar dan sejak itu Liu Bei di kenal sebagai paman kaisar. Kaisar kemudian memberikan Liu Bei jabatan General of the Left Army dan Lord of Yicheng.

Fakta Lu Bu

  • Lu Bu merupakan musuh yang paling ditakuti di daratan Cina selama Perang Tiga Negara.
  • Lu Bu memiliki tiga istri yaitu: Lady Yuan (melahirkan seorang anak yang diberi nama Lu Lingqi), Lady Caodan Diao Chan.
  • Kuda miliknya yang bernama Red Hare, adalah kuda terkuat pada zamannya. Konon Red Hare mampu menempuh jarak sejauh 1000 li (5000 km) dalam sehari.
  • Gelar yang dimiliki Lu Bu adalah: Commandant of Cavalry, General of the Household, General Who Inspires Might dan Marquis of Wen.
  • Lu Bu adalah seorang yang sangat sayang anak kecil. Sebelum mengadakan perang dengan sebuah kota/desa, dia akan menyuruh anak-anak untuk berlindung terlebih dahulu.
  • Saat perang terakhirnya, Lu Bu mengatakan:  Dàn jíshǐ zài 1000 rén lái, bù huì shǐ wǒ de xīgài fādǒu yang artinya "walaupun seribu orang datang, tidak akan membuat lututku gemetar".
  • Lu Bu adalah karakter yang menginspirasi tokoh Sun Go Kong dalam Kera Sakti.

sumber: 

Minggu, 25 Mei 2014

Tugas TOU 2 minggu ke 3 Menceritakan sosok pemimpin dunia (tugas)

Nama: Muhammad Roham Al-Halim
NPM: 15112090
Kelas: 2KA19
Fakultas dan Jurusan:
Ilmu Teknologi dan Sistem Informasi
Dosen dan Mata Kuliah:
Ardi Prawiro, Teori Organisasi Umum 2

JENGIS KHAN
Jengis KhanJengis Khan, penakluk Mongol terbesar, dilahirkan kira-kira tahun 1162. Ayahnya seorang kepala suku kecil, menamakan anaknya Temujin sesudah dia mengalahkan kepala suku lain. Tatkala Temujin berumur sembilan tahun, ayahnya terbunuh oleh suku lawannya, dan sesudah itu anggota familinya yang kebetulan masih hidup berada dalam cengkeraman ketakutan dan keterasingan. Ini betul-betul suatu pemula dari kehidupan yang getir, dan bagi Temujin lebih-lebih lagi sebelum ada perubahan yang lebih baik untuk dirinya. Tatkala dia sudah menginjak usia muda remaja, dia tertawan dalam suatu pertempuran melawan suku lawannya.
Untuk mencegah dia bisa lolos, sebuah gelang bambu digantungkan di batang lehernya. Dari keadaan yang tak tampak jalan lolos dalam tahanan kelompok buta huruf yang primitif, dari negeri yang kering kerontang papa sengsara, Temujin mampu bangkit menjadi manusia yang terkuat di dunia.
Kebangkitannya bermula dari usahanya meloloskan diri dari tahanan lawannya. Kemudian dia bergabung dengan Toghril, teman akrab mendiang ayahnya, seorang kepala suku yang punya kaitan hubungan di daerah itu. Tahun-tahun berikutnya yang penuh dengan baku hantam antar suku, Temujin setapak demi setapak berjuang keras mencapai puncak.
Suku-suku Mongol lama terkenal penunggang-penunggang kuda yang mahir dan pendekar-pendekar yang keras tak kenal ampun. Sepanjang sejarah mereka tak henti-hentinya menggempur Cina bagian utara. Tetapi, sebelum Temujin muncul, antar suku Mongol suka berhantam sesamanya menyia-nyiakan energi. Dengan kelihaian menggabungkan sikap keberanian, diplomasi, kekerasan dan kesanggupan mengorganisir, Temujin berhasil menyatukan semua suku-suku dibawah kepemimpinan Temujin, dan pada tahun 1206 sebuah permusyawaratan besar antar suku-suku Mongol memberi julukan Temujin “Jengis Khan” yang berarti “Kaisar semesta.” Kekuatan militer Jengis Khan yang menakutkan yang digalangnya menujukan ujung tombaknya ke negeri-negeri yang berdampingan. Mula-mula dia melabrak Hsi Hsia di timur laut Cina dan Kekaisaran Chin di utara Cina. Tatkala pertempuran berlangsung percekcokan timbul antara Jengis Khan dan Khwarezm Shah Muhammad yang memerintah kerajaan yang lumayan besarnya di Persia dan Asia Tengah. Di tahun 1219 Jengis Khan menggerakkan pasukannya melabrak Khwarezm Shah. Asia Tengah dan Persia diambil alih dan kerajaan Khwarezm Shah Muhammad dihancurluluhkan. Bersamaan dengan itu sebagian pasukan Mongol menyerang Rusia, Jengis Khan pribadi memimpin tentara menyerbu Afganistan dan India bagian utara. Dia kembali ke Mongolia tahun 1225 dan wafat di sana tahun 1227.
Sesaat sebelum Jengis Khan menghembuskan nafas terakhir, dia minta agar putera ketiganya, Ogadai, ditetapkan jadi penggantinya. Ini merupakan pilihan bijaksana karena Ogadai menjadi seorang jendral brilian atas hasil usahanya sendiri. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Mongol meneruskan penyerbuannya di Cina, sepenuhnya menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa. Di tahun 1241 gabungan tentara Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya dipukul oleh orang-orang Mongol yang maju pesat menuju Budapest. Tetapi, tahun itu Ogadai meninggal dunia dan pasukan Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.
Ada masa lowong yang kentara tatkala para kepala suku Mongol saling adu alasan mengenai soal pengganti pimpinan. Tetapi, sementara itu di bawah dua Khan berikutnya (Mangu Khan dan Kublai Khan, keduanya cucu Jengis Khan) orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak terus di Asia. Tahun 1279 orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah empirium yang terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah, juga Persia dan Asia Tenggara. Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh keberhasilan menambah daerah yang membentang mulai dari Polandia hingga belahan utara India, dan kekuasaan Kublai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa bagian Asia Tenggara.
Suatu empirium yang begini luas daerahnya dengan sendirinya sukar diatasi lewat sistem transportasi yang masih primitif. Akibatnya adalah musykil memelihara keutuhan daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya empirium itu terpecah belah. Tetapi, kekuasaan Mongol masih mampu bertahan bertahun-tahun. Orang Mongol baru terhalau dari sebagian besar Cina tahun 1368. Malahan, kekuasaan mereka atas daerah Rusia berlangsung lebih lama. “Pengelana Emas,” begitulah julukan yang lazim diberikan kepada kerajaan cucu Jengis Khan bernama Batu didirikan di Rusia berlangsung hingga abad ke-16 dan Khamate dari Crimea bertahan hingga tahun 1783. Cicit-cicit lain Jengis Khan mendirikan dinasti-dinasti yang menguasai Asia Tengah dan Persia. Kedua daerah ini ditundukkan di abad ke-14 oleh Timurleng (Tamerlane), juga berdarah Mongol dan mengklaim diri keturunan Jengtis. Dinasti Tamerlane berakhir di abad ke-15. Tetapi meski ini berakhir bukanlah berarti penaklukan-penaklukan dan penguasaan Mongol sudah stop. Cicit Tamerlane bernama Baber menyerbu dan menduduki India dan mendirikan dinasti Mogul (Mongol). Penguasa-penguasa Mogul, yang menguasai hampir seluruh India tetap menggenggam tampuk kekuasaan hingga pertengahan abad ke-18.

Dalam perjalanan sejarah telah dapat dipastikan penguasaan oleh manusia-manusia –katakanlah manusia “sinting” kalau mau– yang telah mampu menaklukkan dunia dan berhasil menguasainya. Yang paling menonjol dari para “Megalomaniak” ini adalah Alexander Yang Agung, Jengis Khan, Napoleon Bonaparte dan Hitler. Apa sebab dan alasan apa menempatkan keempat orang ini dalam daftar urutan atas dalam daftar buku ini? Bukankah yang namanya ide lebih bermakna ketimbang bala tentara? Saya tentu saja sepakat bahwa dalam jangka panjang pena jauh punya kekuatan ketimbang pedang. Bahkan juga dalam ukuran jangka pendek. Masing-masing dari keempat tokoh di atas menguasai begitu luas daerah dan begitu banyak penduduk dan menanamkan pengaruh begitu besar kepada orang-orang sejamannya dan mereka tidaklah bisa disebut dan disisihkan semacam menghadapi bandit biasa.

Penaklukan Mongol

               Penaklukan Mongol

Apa sebab saya berkesimpulan Jengis Khan lebih penting dari ketiga tokoh lainnya? Sebagian –tentu saja– karena pengaruhnya menyebar ke daerah yang lebih luas dari pengaruh lainnya. Dan yang lebih penting lagi, pengaruhnya berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Napoleon dan Hitler terkalahkan tatkala keduanya masih hidup dan penaklukannya berjangka pendek. Meski pasukan Alexander Yang Agung tak terkalahkan pada saat ia tutup usia, dia tak pernah menunjuk penggantinya dan sesudah kematiannya empiriumnya segera berantakan. Tetapi, Jengis Khan mampu mengorganisir daerah taklukannya begitu cermat dan rapinya, dan baik anak-anak maupun cucu-cucunya semuanya merupakan pewaris yang teguh. Orang-orang Mongol meneruskan penguasaan atas daerah begitu luas di Asia berabad-abad sesudah kematian Jengis Khan.
Salah satu akibat tak langsung penaklukan oleh Jengis Khan menyimpan makna tersendiri. Penaklukan Mongol yang berbarengan dengan penyatuan sebagian besar Asia lebih mengembangkan rute perdagangan di kawasan itu daripada keadaan sebelumnya. Dan sekaligus mendorong arus perdagangan antara Cina dan Eropa. Pedagang-pedagang Eropa seperti Marco Polo dengan demikian dapat melakukan perjalanan ke Cina dan kembali membawa pelbagai rupa kisah tentang betapa kaya dan makmurnya Cina. Peningkatan kegiatan ekonomis dengan daerah Timur ini dan kenaikan minat di Cina sendiri salah satu sebab yang menggoda orang-orang Eropa untuk berdatangan mencari rejeki dan mengeksploitir Timur.
Salah satu kenyataan penting: andaikata Christoper Colombus, Simon Bolivar dan Thomas Edison tak pernah dilahirkan ibu mereka ke dunia, dapat dipastikan ada orang lain yang menemukan benua Amerika, yang membebaskan Amerika Latin, yang menemukan cahaya listrik. Tetapi, jika Jengis Khan tak pernah dilahirkan emaknya, tak bakalan dunia menyaksikan penaklukan begitu dahsyat dan besar-besaran oleh bangsa Mongol. Suku-suku Mongol tak pernah bisa bersatu sebelum abad ke-13 dan mereka sekarang tak bisa bersatu lagi. Jengis Khan dengan demikian tak syak lagi merupakan penggerak utama dari perbuatan besar itu dalam sejarah manusia.


Sumber :
http://100tokohsejarah.wordpress.com/2009/10/24/jengis-khan/