Sabtu, 12 Desember 2015

TUGAS 3 PENGANTAR TELEMATIKA - CYBER CRIME

Muhammad Rohman Al-Halim
15112090
4KA19

Kasus 1
OJK: Waspadai Kembali Maraknya Kejahatan Internet Banking

Jangan pernah menggunakan komputer umum ketika melakukan transaksi keuangan melalui internet. (CNNIndonesia/Internet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Semakin canggihnya teknologi ternyata tak selamanya menguntungkan. Belakangan, kembali marak kasus kejahatan transaksi melalui internet banking.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Soetiono mengimbau masyarakat berhati-hati menggunakan fasilitas internet banking tersebut.

Tituk, sapaan akrabnya, menjelaskan belakangan ini marak terjadi modus kejahatan phishing atau bentuk penipuan yang dicirikan dengan percobaan untuk mendapatkan informasi penting seperti kata sandi, dengan menyamar sebagai orang atau bisnis terpercaya dalam sebuah komunikasi elektronik resmi, seperti surat elektronik (email) atau pesan singkat (SMS).

"Masyarakat harus mematuhi informasi pengamanan yang telah diberikan oleh masing-masing bank, saat menggunakan fasilitas internet banking," ujar Tituk, Selasa (10/3).

Dia juga meminta masyarakat hendaknya tidak bertransaksi menggunakan komputer yang digunakan di tempat umum. Kalaupun mendesak, komputer yang digunakan untuk bertranskasi harus terlebih dahulu di-upgrade dengan antivirus secara berkala. "Nasabah juga diminta rajin mengganti PIN atau password, serta tidak mudah memberikan data pribadi dan nama ibu kandung," katanya.

Beberapa bank menurutnya berhasil memblokir transaksi mencurigakan karena berdasarkan kesepakatan kerjasama antarbank yang ada, suatu bank bisa melakukan pemblokiran baik pada rekening pengirim, maupun rekening penerima transaksi mencurigakan tersebut.

"OJK meminta setiap bank segera merespons identifikasi satu bank lainnya jika patut diduga adanya kejahatan internet banking. Hal ini penting agar bank masih bisa menyelamatkan dana nasabah dan bank tidak menjadi korban karena kejahatan ini," ujarnya.

Investasi Bodong

Selain soal internet banking, OJK menurut Tituk banyak menerima pertanyaan dari masyarakat mengenai masih banyaknya penawaran investasi atau penghimpunan dana masyarakat yang ditawarkan oleh perusahaan yang izin usahanya tidak dikeluarkan OJK.

Penawaran gencar menggirimkan SMS blast, email, dan website untuk suatu penawaran yang sebenarnya sudah dinyatakan sebagai kejahatan ponzi scheme.

"OJK meminta masyarakat senantiasa waspada, berhati-hati dan bersikap rasional dalam menyikapi penawaran seperti itu. Penawaran tersebut memang belum dapat dipastikan sebagai perbuatan melawan hukum, namun masyarakat perlu memperhatikan adanya potensi kerugian di kemudian hari di balik janji keuntungan yang ditawarkan," katanya.

Karakteristik penawaran tersebut antara lain ditandai dengan ciri-ciri:

- Menjanjikan imbal hasil yang tidak wajar dan kebebasan finansial;
- Merupakan gerakan bersifat global dan melibatkan jutaan partisipan di seluruh dunia;
- Bersifat berantai, member get member, namun tidak terdapat barang yang menjadi obyek investasi;
- Sistem tidak transparan dan tidak ada pihak yang memastikan transparansinya;
- Memberi kesan seolah-olah aman dan bebas risiko; Tidak memiliki izin usaha dan tidak ada otoritas yang mengatur dan mengawasi. (gen)


Sumber : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150311075139-78-38222/ojk-waspadai-kembali-maraknya-kejahatan-internet-banking/

Kasus 2
Obama: Kasus peretasan Sony bukan 'ajakan' perang Korea Utara


Merdeka.com - Setelah FBI menyatakan Korea Utara ada dibalik kasus peretasan Sony Pictures, Presiden Negeri Paman Sam, Barack Obama, menyatakan bila hal itu bukanlah tanda dimulainya perang cyber antara Amerika dan Korea Utara.
Saat diwawancarai oleh CNN, Obama mengatakan bila aksi peretasan Korea Utara itu adalah sebuah 'kenakalan' semata.
"Saya tidak berpikir peretasan itu adalah sebuah tindakan perang. Saya berpikir bila itu lebih mengarah pada perusakan cyber yang sangat mahal. Dan kami menanggapinya sangat serius. Kami akan merespon secara proporsional" ujar Obama, PC World (23/12).
Menurut Obama, serangan hacker tersebut juga dapat menempatkan Korea Utara dalam daftar negara 'teroris' milik Amerika. Imbasnya, Korea Utara dapat menerima sanksi dan pembatasan hubungan dengan organisasi-organisasi Amerika.
Namun tampaknya Korea Utara mendapat hukuman lebih awal setelah Senin kemarin (22/12), internet negara itu dilaporkan mati total selama 9 jam lebih. Putusnya akses internet Korea Utara itu menurut banyak pihak didalangi oleh Amerika.
Tetapi, salah satu petinggi lembaga penelitian keamanan internet Arbor Networks bernama Dan Holden justru mengaku Amerika bukanlah dalangnya, sebab serangan itu masih tergolong kecil.
"Jika pemerintah Amerika pelakunya, pasti serangan yang dilakukan tidak akan mencolok dan akan jauh lebih parah dari sekedar mematikan internet di seluruh negara," ujar Dan Holden pada Bloomberg, Mashable (22/12).
Matinya akses internet di Korea Utara diketahui akibat dari serangan virus DDoS kompleks, dan virus jenis itu hanya mampu dibuat oleh seorang hacker berpengalaman. Akibat hacking itu, sekitar 1.024 alamat IP di Korea Utara tidak bisa mengakses dunia maya.
Sumber : http://www.merdeka.com/teknologi/obama-kasus-peretasan-sony-bukan-ajakan-perang-korea-utara.html

Kasus 3
Facebook Tommy Soeharto diretas hacker

Merdeka.com - Putra bungsu mantan Presiden Republik IndonesiaSoeharto, Tommy Soeharto mengatakan jika akun Facebookpribadinya telah diretas oleh hacker. Ia mengetahui Fcebook-nya diretas pagi ini.

"Akun facebook saya hari ini telah di tembus Hacker bayaran orang-orang yang tidak bertanggung jawab, ketika akan saya buka tidak ada respon lagi," tulis Tommy melalui akun Twitter pribadinya, @TommySoeharto62, Rabu (10/12).

Mantan pembalap nasional ini mengatakan, ada pihak yang merasa tidak senang dengan kehadirannya di media sosial. Salah satu caranya adalah dengan meretas akun Facebook miliknya.

"Sepertinya memang ada oknum-oknum yang merasa kurang nyaman dengan kehadiran saya di dunia socmed sehingga berbagai cara di lakukan untuk sabotase."

Pria yang pernah dipenjara karena merencanakan pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita ini menambahkan, dirinya masih memiliki Facebook fan pages yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan kerabat dan kenalannya.

"Fans page Facebok tetap bisa saya kendalikan karena saya memiliki akun dengan nama samaran untuk menghindari hal-hal seperti yang terjadi di akun Facebook," tutupnya.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/facebook-tommy-soeharto-diretas-hacker.html

Kasus 4
Bermodal foto biasa, hacker bisa retas sidik jari konglomerat


Merdeka.com - Sebelumnya, para pakar menganggap sistem pengamanan smartphone paling aman adalah pemindai sidik jari. Tetapi hal itu diklaim tidak akan bertahan lama, sebab kini hacker sudah punya cara untuk meretas sidik jari dengan hanya bermodalkan foto biasa.
Di dunia ini, banyak orang kaya alias konglomerat yang mempercayakan kekayaan mereka pada perlengkapan keamanan yang dilengkapi dengan pemindai sidik jari. Tren tersebut juga berkembang dan menyebar ke gadget masa kini seperti smartphone, contohnya iPhone.
Sayangnya, keamanan sistem pemindai sidik jari mulai dipertanyakan setelah kelompok hacker terbesar di Eropa, Chaos Computer Club(CCC), mempresentasikan sebuah cara hacking baru yang dapat menembus pemindai sidik jari tercanggih sekalipun.
Metode hacking baru itu ditemukan oleh ahli keamanan dan biometrik yang juga seorang hacker CCC bernama Jan Krissler. Dalam presentasinya, Krissler menunjukkan dirinya bisa dengan mudah mendapat sidik jari target dengan menggunakan foto jari si target.
Hebatnya, Krissler mampu mendapat sidik jari dari Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Layen dengan metode tersebut. Untuk melancarkan aksinya, Krissler memakai sebuah aplikasi bernama VeriFinger. Aplikasi VeriFinger sendiri dapat dengan mudah ditemukan di dunia maya,Gizmodo (28/12).
Memanfaatkan VeriFinger dan foto jari dari Dr. von der Layen, Krissler sanggup membangun pola sidik jari yang sangat akurat dan hampir mirip 100 persen dengan aslinya.
Walaupun Krissler tidak menunjukkan cara hacking lebih lanjut menggunakan sidik jari buatan itu, tetapi penemuan ini adalah sebuah lubang besar yang dapat dimanfaatkan oleh hacker jahat guna meretas sistem keamanan yang memakai sidik jari sebagai intinya.
Bisa jadi dalam beberapa tahun lagi, bila metode hacking ini terus berkembang maka keberadaan Touch ID di iPhone tidak akan berguna lagi.
Sumber : http://www.merdeka.com/teknologi/bermodal-foto-biasa-hacker-bisa-retas-sidik-jari-konglomerat.html

Kasus 5
Terprovokasi! Hacker Iran serang rumah judi Amerika

Merdeka.com - Mulut mu adalah harimau mu. Peribahasa itu itu mungkin cocok diberikan pada bos rumah judi besar di Las Vegas, Amerika, bernama Sheldon Adelson. Sebab, gara-gara pidato kontroversialnya, kini perusahaannya menjadi bulan-bulanan hacker Iran.
Biliuner Amerika tersebut diketahui melontarkan ancaman serangan nuklir ke Iran saat berpidato di sebuah universitas Manhattan, bulan Oktober tahun lalu. Pemilik rumah judi Las Vegas Sands Corp. itu menegaskan bila sebaiknya Amerika menyerang Iran dengan nuklir terlebih dulu agar negara itu mau menghentikan proyek nuklir mereka.
Setelah video pidato Adelson menyebar di YouTube, kontan pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khameeni, langsung meminta pemerintah Amerika untuk menghukum Adelson atas kata-katanya itu.
Ternyata bukan hanya pimpinan Iran saja yang murka, para hacker 'aktivis' Iran pun diam-diam menyusun rencana untuk menghukum Adelson. Mereka secara tidak terduga melancarkan serangan besar-besaran pada jaringan perusahaan rumah judi Adelson di bulan Januari.
Menurut pengamat dari Dell SecureWorks, hacker-hacker tersebut tidak berhubungan dengan pemerintah Iran. Virus yang mereka pakai untuk menghajar jaringan Las Vegas Sands pun buatan sendiri yang berbasis Visual Basic.
Virus tipe ini diketahui mempunyai cara kerja yang sama dengan virus yang menyerang Sony Pictures beberapa waktu lalu. Setelah masuk ke sistem, virus itu dapat memperbanyak dirinya dan me-reboot komputer target untuk mendapatkan data yang diinginkan atau bahkan melumpuhkannya.
Kasus peretasan hacker Iran ini sendiri baru mengemuka minggu ini setelah beritanya muncul diBloomberg.
"Saat mereka mulai masuk ke jaringan utama, hacker-hacker itu menyiapkan sebuah bom malware yang tersusun atas kode sederhana dengan panjang tak lebih dari 150 baris berbasis Visual Basic," ungkap Ben Egin dan Michael Riley dari Bloomberg, Ars Technica (12/12).
Mungkin setelah kasus tersebut, Adelson akan lebih menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya agar tidak mendapat serangan hacking yang lebih parah.
Sumber : http://www.merdeka.com/teknologi/terprovokasi-hacker-iran-serang-rumah-judi-amerika.html