Nama: Muhammad Roham
Al-Halim
NPM: 15112090
Kelas: 2KA19
Fakultas dan Jurusan:
Ilmu Teknologi dan
Sistem Informasi
Dosen dan Mata
Kuliah:
Ardi Prawiro, Teori
Organisasi Umum 2
JENGIS
KHAN
![Jengis Khan](http://100tokohsejarah.files.wordpress.com/2009/10/jengiskhan.jpg?w=90&h=126)
Untuk mencegah dia bisa lolos, sebuah
gelang bambu digantungkan di batang lehernya. Dari keadaan yang tak tampak
jalan lolos dalam tahanan kelompok buta huruf yang primitif, dari negeri yang
kering kerontang papa sengsara, Temujin mampu bangkit menjadi manusia yang
terkuat di dunia.
Kebangkitannya
bermula dari usahanya meloloskan diri dari tahanan lawannya. Kemudian dia
bergabung dengan Toghril, teman akrab mendiang ayahnya, seorang kepala suku
yang punya kaitan hubungan di daerah itu. Tahun-tahun berikutnya yang penuh
dengan baku hantam antar suku, Temujin setapak demi setapak berjuang keras
mencapai puncak.
Suku-suku Mongol
lama terkenal penunggang-penunggang kuda yang mahir dan pendekar-pendekar yang
keras tak kenal ampun. Sepanjang sejarah mereka tak henti-hentinya menggempur
Cina bagian utara. Tetapi, sebelum Temujin muncul, antar suku Mongol suka
berhantam sesamanya menyia-nyiakan energi. Dengan kelihaian menggabungkan sikap
keberanian, diplomasi, kekerasan dan kesanggupan mengorganisir, Temujin berhasil
menyatukan semua suku-suku dibawah kepemimpinan Temujin, dan pada tahun 1206
sebuah permusyawaratan besar antar suku-suku Mongol memberi julukan Temujin
“Jengis Khan” yang berarti “Kaisar semesta.” Kekuatan militer Jengis Khan yang
menakutkan yang digalangnya menujukan ujung tombaknya ke negeri-negeri yang
berdampingan. Mula-mula dia melabrak Hsi Hsia di timur laut Cina dan Kekaisaran
Chin di utara Cina. Tatkala pertempuran berlangsung percekcokan timbul antara
Jengis Khan dan Khwarezm Shah Muhammad yang memerintah kerajaan yang lumayan
besarnya di Persia dan Asia Tengah. Di tahun 1219 Jengis Khan menggerakkan
pasukannya melabrak Khwarezm Shah. Asia Tengah dan Persia diambil alih dan
kerajaan Khwarezm Shah Muhammad dihancurluluhkan. Bersamaan dengan itu sebagian
pasukan Mongol menyerang Rusia, Jengis Khan pribadi memimpin tentara menyerbu
Afganistan dan India bagian utara. Dia kembali ke Mongolia tahun 1225 dan wafat
di sana tahun 1227.
Sesaat sebelum
Jengis Khan menghembuskan nafas terakhir, dia minta agar putera ketiganya,
Ogadai, ditetapkan jadi penggantinya. Ini merupakan pilihan bijaksana karena
Ogadai menjadi seorang jendral brilian atas hasil usahanya sendiri. Di bawah
kepemimpinannya, pasukan Mongol meneruskan penyerbuannya di Cina, sepenuhnya
menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa. Di tahun 1241 gabungan tentara
Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya dipukul oleh orang-orang Mongol yang maju
pesat menuju Budapest. Tetapi, tahun itu Ogadai meninggal dunia dan pasukan
Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.
Ada masa lowong yang kentara tatkala
para kepala suku Mongol saling adu alasan mengenai soal pengganti pimpinan.
Tetapi, sementara itu di bawah dua Khan berikutnya (Mangu Khan dan Kublai Khan,
keduanya cucu Jengis Khan) orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak terus di
Asia. Tahun 1279 orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah empirium yang
terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah,
juga Persia dan Asia Tenggara. Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh
keberhasilan menambah daerah yang membentang mulai dari Polandia hingga belahan
utara India, dan kekuasaan Kublai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa
bagian Asia Tenggara.
Suatu empirium
yang begini luas daerahnya dengan sendirinya sukar diatasi lewat sistem
transportasi yang masih primitif. Akibatnya adalah musykil memelihara keutuhan
daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya empirium itu terpecah belah. Tetapi,
kekuasaan Mongol masih mampu bertahan bertahun-tahun. Orang Mongol baru
terhalau dari sebagian besar Cina tahun 1368. Malahan, kekuasaan mereka atas
daerah Rusia berlangsung lebih lama. “Pengelana Emas,” begitulah julukan yang
lazim diberikan kepada kerajaan cucu Jengis Khan bernama Batu didirikan di
Rusia berlangsung hingga abad ke-16 dan Khamate dari Crimea bertahan hingga
tahun 1783. Cicit-cicit lain Jengis Khan mendirikan dinasti-dinasti yang
menguasai Asia Tengah dan Persia. Kedua daerah ini ditundukkan di abad ke-14
oleh Timurleng (Tamerlane), juga berdarah Mongol dan mengklaim diri keturunan
Jengtis. Dinasti Tamerlane berakhir di abad ke-15. Tetapi meski ini berakhir
bukanlah berarti penaklukan-penaklukan dan penguasaan Mongol sudah stop. Cicit
Tamerlane bernama Baber menyerbu dan menduduki India dan mendirikan dinasti Mogul
(Mongol). Penguasa-penguasa Mogul, yang menguasai hampir seluruh India tetap
menggenggam tampuk kekuasaan hingga pertengahan abad ke-18.
Dalam perjalanan sejarah telah dapat dipastikan penguasaan oleh manusia-manusia –katakanlah manusia “sinting” kalau mau– yang telah mampu menaklukkan dunia dan berhasil menguasainya. Yang paling menonjol dari para “Megalomaniak” ini adalah Alexander Yang Agung, Jengis Khan, Napoleon Bonaparte dan Hitler. Apa sebab dan alasan apa menempatkan keempat orang ini dalam daftar urutan atas dalam daftar buku ini? Bukankah yang namanya ide lebih bermakna ketimbang bala tentara? Saya tentu saja sepakat bahwa dalam jangka panjang pena jauh punya kekuatan ketimbang pedang. Bahkan juga dalam ukuran jangka pendek. Masing-masing dari keempat tokoh di atas menguasai begitu luas daerah dan begitu banyak penduduk dan menanamkan pengaruh begitu besar kepada orang-orang sejamannya dan mereka tidaklah bisa disebut dan disisihkan semacam menghadapi bandit biasa.
![Penaklukan Mongol](http://100tokohsejarah.files.wordpress.com/2009/10/penaklukanmongol.jpg?w=399&h=265)
Penaklukan
Mongol
Apa sebab saya
berkesimpulan Jengis Khan lebih penting dari ketiga tokoh lainnya? Sebagian
–tentu saja– karena pengaruhnya menyebar ke daerah yang lebih luas dari
pengaruh lainnya. Dan yang lebih penting lagi, pengaruhnya berlangsung dalam
jangka waktu yang lebih lama. Napoleon dan Hitler terkalahkan tatkala keduanya
masih hidup dan penaklukannya berjangka pendek. Meski pasukan Alexander Yang
Agung tak terkalahkan pada saat ia tutup usia, dia tak pernah menunjuk
penggantinya dan sesudah kematiannya empiriumnya segera berantakan. Tetapi,
Jengis Khan mampu mengorganisir daerah taklukannya begitu cermat dan rapinya,
dan baik anak-anak maupun cucu-cucunya semuanya merupakan pewaris yang teguh.
Orang-orang Mongol meneruskan penguasaan atas daerah begitu luas di Asia
berabad-abad sesudah kematian Jengis Khan.
Salah satu akibat tak langsung
penaklukan oleh Jengis Khan menyimpan makna tersendiri. Penaklukan Mongol yang
berbarengan dengan penyatuan sebagian besar Asia lebih mengembangkan rute
perdagangan di kawasan itu daripada keadaan sebelumnya. Dan sekaligus mendorong
arus perdagangan antara Cina dan Eropa. Pedagang-pedagang Eropa seperti Marco
Polo dengan demikian dapat melakukan perjalanan ke Cina dan kembali membawa
pelbagai rupa kisah tentang betapa kaya dan makmurnya Cina. Peningkatan
kegiatan ekonomis dengan daerah Timur ini dan kenaikan minat di Cina sendiri
salah satu sebab yang menggoda orang-orang Eropa untuk berdatangan mencari
rejeki dan mengeksploitir Timur.
Salah satu
kenyataan penting: andaikata Christoper Colombus, Simon Bolivar dan Thomas
Edison tak pernah dilahirkan ibu mereka ke dunia, dapat dipastikan ada orang
lain yang menemukan benua Amerika, yang membebaskan Amerika Latin, yang
menemukan cahaya listrik. Tetapi, jika Jengis Khan tak pernah dilahirkan
emaknya, tak bakalan dunia menyaksikan penaklukan begitu dahsyat dan
besar-besaran oleh bangsa Mongol. Suku-suku Mongol tak pernah bisa bersatu
sebelum abad ke-13 dan mereka sekarang tak bisa bersatu lagi. Jengis Khan
dengan demikian tak syak lagi merupakan penggerak utama dari perbuatan besar
itu dalam sejarah manusia.
Sumber :
http://100tokohsejarah.wordpress.com/2009/10/24/jengis-khan/
http://100tokohsejarah.wordpress.com/2009/10/24/jengis-khan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar