Minggu, 28 Desember 2014

6 Fakta Terkait 7 WNI yang Gagal ke Suriah

Muhammad Rohman Al Halim
15110290
3KA19

6 Fakta Terkait 7 WNI yang Gagal ke Suriah

Jakarta - Polisi mengamankan enam orang yang diduga terkait gerakan ISIS. Mereka ditangkap di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta saat akan terbang ke Suriah, Sabtu (27/12) sekitar pukul 03.15 WIB.

Upaya penggagalan keberangkatan keenam orang tersebut tidak luput dari peran imigrasi yang terus memberikan informasi terkait target yang dicurigai. Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, enam orang yang itu diamankan karena telah memalsukan dokumen keberangkatan. 

Keenamnya berasal dari dari Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka terdiri dari seorang lelaki berumur sekitar 40 tahun, seorang wanita berumur sekitar 40 tahun, seorang anak perempuan kecil dan tiga lelaki muda.

Selain keenam orang itu, polisi juga mengamankan 1 orang lagi bernisial AM terduga terkait ISIS di daerah Cibubur, Jakarta Timur. Pengamanan AM dilakukan oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dan Densus 88.

Berikut 6 fakta terkait penangkapan tujuh orang terduga terkait ISIS:

1. Motivasi Jihad Dorong Mereka Terbang ke Suriah
Sebanyak 6 orang asal Makassar berhasil digagalkan aparat kepolisian terbang ke Suriah dengan menggunakan Qatar Airlines 959 transit Doha. Apa motivasi yang mendorong mereka untuk pergi ke negeri yang tengah berkecamuk perang tersebut?

"Menegakan syariat Islam, di Indonesia kan susah karena banyak suku," kata seorang terduga terkait ISIS yang ikut ditangkap, Abdul Jabbar Rauf Sutarman, kepada detikcom, Sabtu (27/12/2014).

Salah seorang pria berbadan tambun berkemeja kuning tersebut semula berkelit menjawab pertanyaan terkait motivasinya berangkat ke Suriah. Semula dia menjawab bahwa niatnya pergi ke sana adalah untuk bekerja.

"Katanya bekerja di sana dengan ISIS gajinya besar," tuturnya.
2. Suami Istri A dan R Jual Rumah di Makassar untuk Jihad ke Suriah
Sepasang suami istri asal Makassar beinisial R dan A menjadi bagian dari enam orang yang diamankan di Bandara Soekarno-Hatta Sabtu (27/12) dini hari. Mereka yang mengajak serta putri mereka, N (10) untuk terbang ke Suriah dan berjihad di sana.

Kasubdit Jatanras Diskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, demi mencukupi bekal selama melakukan jihad mereka bahkan sampai nekat menjual rumah mereka di daerah Bulukumba, Makassar, Sulawesi Selatan. Bahkan kepada polisi mereka juga mengaku untuk menetap di sana dan tidak kembali ke tanah air.

"Itu kan dari 6 orang yang kita amankan semalam ada ada 3 orang ayah ibu dan anak, mereka mengatakan rumah di sana (Makassar) sudah dijual. Tabungan dia ada sekitar 9000 USD. Itu hasil jual rumah," jelas Herry.

"Anehnya, mereka tidak membawa koper. Mereka hanya memakai pakaian ibadah dan membawa ransel. Memang memang berniat tidak kembali lagi. Ingin berjihad di sana," lanjutnya.

Menurut Kabid Humas Polda Metro, ada indikasi bahwa keluarga tersebut merupakan korban penipuan. Mereka berhasil dipropaganda oleh pihak-pihak tertentu sehingga jihad mereka baru akan terlaksana jika terbang ke Suriah.
3. Ada 3 dari 6 Paspor yang Dipalsukan
Dari enam paspor yang diamankan, 3 paspor diduga palsu. Lalu kenapa mereka bisa mendapatkan paspor dan lolos dari pemeriksaan imigrasi?

"Mereka ini kan dari Bulukumba kemudian mereka ditampung di Jakarta (Cibubur). Dari enam paspor ini ada identitas yang tidak sesuai dengan yang akan berangkat, sementara paspor itu kami jadikan dulu sebagai barang bukti. Sekarang masih dalam pemeriksaan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta.

Rikwanto mengatakan keenamnya sudah melewati pemeriksaan imigrasi dan akan terbang sekitar pukul 04.00 pagi, Sabtu (27/12). Rikwanto juga mengungkapkan pihaknya masih mendalami bagaimana cara ketiganya itu bisa mendapatkan paspor dan melewati pihak keimigrasian.

Hasil penyelidikan sementara, tiga paspor diduga palsu. Di hadapan penyidik, Abdul Jabbar mengaku bernama Muhammad Imran dan berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan.

"Hasil penyelidikan sementara paspor atas nama Abdul Jabbar Rauf Sutarman (38) palsu," kata salah seorang perwira di lingkungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Sementara itu, penyidik juga menemukan kejanggalan di paspor atas nama Ratna Pratiwi Sulaiman (34), istri, dan NAJ (10), anak. Polisi menyatakan akan menjerat mereka dengan pasal 266 KUHPidana tentang pemalsuan dokumen. Hal tersebut karena diduga 3 dari 6 paspor yang akan digunakan untuk pergi ke Suriah menggunakan dokumen palsu.
4. MA yang mendanai 6 Orang ke Suriah Bekerja Sebagai Distributor Double Tape
Polisi menangkap seorang pria berinisial MA di sebuah rumah di kawasan Cibubur. Diduga, MA merupakan promotor terkait rencana kepergian 6 orang terduga ISIS yang akan berangkat ke Suriah.

"Tentunya keenam orang tersebut ada yang memfasilitasi. Terkait hal tersebut kita telah mengamankan orang berinisial MA alias AA tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di Mapolda Metro, Jl Gatot Subroto, Jakarta.

"Untuk sementara, kami menduga MA ini sebagai sponsor yang memfasilitasi," lanjutnya.

Saat ini MA masih diperiksa intensif oleh penyidik di Diskrimum Polda Metro. Kepada polisi ia mengaku bekerja sebagai distributor double tape. Selain itu, MA juga disebut juga tergabung dalam LSM dan merupakan seorang wiraswasta.
5. Polisi Sita Sejumlah Buku Jihad dan Anti Densus 88 dari Rumah MA
Dari rumah MA di Legenda Wisata Cibubur, polisi mengamankan sejumlah buku jihad termasuk buku berjudul Bubarkan Densus. Wirda istri MA menyebut buku-buku tersebut sudah lama dimiliki.

"Wajar, agama Islam belajar buku-buku, sama dengan agama lain," katanya saat ditemui detikcom.

Buku-buku bertemakan Jihad itu ditaruh dalam dus yang diletakkan di bagian belakang rumah bertipe 54 ini. "Dia ngotot nyari KTP, diobrak abrik, kita nggak umpetin apa-apa. Kita nggak salah, kita nggak bikin apa-apa," tutur perempuan yang mengenakan cadar ini.

Penggeledahan pada pukul 06.00 WIB pagi berlangsung satu jam lebih. Kepolisian menggeledah seisi ruangan termasuk plafon rumah.

Kepolisian memang menyita sejumlah buku bertema jihad, Kartu Keluarga, KTP, paspor, dompet, buku tabungan, korek api, senjata tajam sejenis pisau berukuran besar dan replika pistol.

Ada juga beberapa buku soal Densus 88 dengan judul yang berbeda-beda. Seperti "Mengapa dan Bagaimana Densus 88 Harus Dibubarkan", buku lainnya berjudul "Kejahatan-Kejahatan Densus 88 Menghadapi Islam dan Umatnya'.
6. Sebelumnya MA Juga Mensponsori 10 Orang Terbang ke Suriah
Kasubdit Jatanras Polda Metro, AKBP Herry Heryawan mengungkapkan, aksi mendanai sejumlah orang untuk berjihad ke Suriah bukan kali pertama ini saja dilakukannya. Sebelum ini ada 10 orang yang sudah pernah diterbangkan dan salah satunya bahkan meninggal di sana.

"Katanya 10 orang pernah ada yang diberangkatan ke Suriah juga. Salah satunya katanya sudah mati syahid. Atas nama Fikrul Azrul Syahril. Mereka Diberangkatkan 9 September lalu," kata Herry.

Polisi masih mendalami kebenaran dan sumber aliran dana yang digunakan untuk mensponsori keberangkatan WNI ke Suriah tersebut. Rencananya, penetapan status ketujuh orang tersebut dilakukan paling telat hari ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar